Novel Karya Marah Rusli |
Novel adalah salah satu karya fiksi yang paling banyak peminatnya hingga saat ini. Di Indonesia, bahkan di dunia.
Sebagaimana yang disebutkan oleh Drs. Jakob Sumardjo: Novel adalah bentuk sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat.
Namun, tahukah kita kalau novel bukanlah karya fiksi yang baru lahir?. Novel sudah ada sejak ratusan tahun lamanya.
Beberapa menyebutkan, karangan berupa novel baru ada di Indonesia sejak masa Angkatan Sastra Balai Pustaka (1920). Itu pun awalnya masih berupa hasil terjemahan novel-novel barat. Belum ada karya asli bangsa Indonesia.
Lalu muncullah novel-novel seperti Azab dan Sengsara (oleh Merari Siregar), Siti Nurbaya (oleh Marah Roesli), Sengsara Membawa Nikmat (oleh Tulis Sutan Sati), Salah Asuhan (oleh Abdul Moeis), dan yang lainnya. Menjadi Novel-Novel pertama karangan penulis Indonesia.
Namun, seorang Claudine Salmon menjelaskan dalam buku “Sastra Indonesia Awal, Kontribusi Orang Tionghoa”, yang diterbitkan oleh École française d'Extrême-Orient dan Kepustakaan Populer Gramedia pada akhir tahun 2010.
“Pada akhir abad ke-19, karya sastra Melayu-Tionghoa mulai berkembang di Hindia Belanda, yang berlanjut hingga 1945. Orang-orang Tionghoa menulisnya dalam bahasa Melayu pasar, umunya untuk kalangan mereka sendiri”.
“Adalah Lie Kim Hok yang menulis novel Indonesia pertama. Hal itu terjadi sekitar tiga puluh tahun sebelum roman berbahasa Indonesia karangan Marah Rusli: Siti Nurbaya”.
Lie Kim Hok |
Dalam buku yang ditulis oleh Salmon dari hasil jurnal-jurnal penelitiannya terhadap orang Tionghoa di Indonesia tersebut, menjelaskan: novel karya Lie Kim Hok itu, pada sampul depannya bertuliskan – “Thjit Liap Seng (Bintang Toedjoeh). Tjerita di Negri Tjina pada tjeman karadjaan Taj Tjheng Tiauw, Maha Raja Hamhong. Terkarang oleh jang mangaloewarken, Lie Kim Hok, 1886”.
Sampul Depan Novel Milik Lie Kim Hok |
Menurut pengertiannya, novel berasal dari bahasa Italia yaitu Novella, dalam bahasa Jerman Novelle, yang berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa.
Sekarang ini, istilah Novella dan Novelle mengandung pengertian serupa dengan istilah Indonesia Novelet (Inggris: Novelette) yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang tidak terlalu panjang namun juga tidak terlalu pendek.
Sudjiman menyebutkan dalam bukunya "Memahami Cerita Rekaan", bahwa novel adalah prosa rekaan yang panjang dengan menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun.
Novel merupakan karya fiksi berbentuk prosa naratif yang berisikan cerita tentang hidup dan kehidupan manusia. Cerita-cerita yang dituliskan pada novel dibuat dengan bab. Seorang penulis novel disebut Novelis.
Cerita pada novel dibuat dengan tokoh-tokoh yang juga memiliki sifat dan wataknya yang berbeda-beda. Peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam novel pun selalu berkaitan erat dengan dunia nyata.
Sebagai bahan bacaan, novel digolongkan dalam dua jenis sastra yaitu sastra serius dan sastra hiburan. Meski hakikatnya novel merupakan karya fiktif yang bertujuan menghibur, namun dalam jenis sastra serius novel juga harus memiliki fungsi sosial. Yaitu fungsi yang mampu menggerakkan jiwa sosial pembacanya.
Sebagai sastra hiburan, novel hanya butuh memiliki nilai estetis saja pada isinya. Yang penting pembaca bisa terhibur ketika membacanya.
Dalam sejarahnya di dunia, novel pertama yang dibuat adalah novel berjudul “Don Quixote”. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Wikipedia, Don Quixote ditulis oleh Miguel de Cervantes. Dia adalah novelis modern Eropa pertama yang sangat terkemuka.
Miguel de Cervantes |
Don Quixote dibuat dalam dua buku terpisah. Dimana pada buku pertamanya ditulis dalam bagian-bagian yang diterbitkan juga secara terpisah. Yang terbit pertama kali tahun 1605. Namun, dalam penulisannya terjadi beberapa hal yang tidak saling berkaitan. Hal itu menimbulkan kecaman dari kritikus-kritikus sastra.
Ada juga yang menyebutkan bahwa novel pertama yang ada di dunia adalah novel ciptaan seorang perempuan Jepang yang bernama Murasaki Shikibu. Novel tersebut berjudul “Genji Monogatari”, yang dalam bahasa inggris berarti “The Tales of Genji”, dan dalam bahasa Indonesia “Hikayat Genji”.
Patung Murasaki Shikibu di Jepang |
“Hikayat Genji” dibuat sekitar tahun 1000-an. Dan dibuat dalam 54 bab dan memiliki 1000 halaman. Namun, banyak yang menolak bahwa karya Murasaki Shikibu itu adalah sebuah novel. Sebagaimana judulnya, itu merupakan sebuah hikayat.
Hikayat memang memiliki persamaan dengan novel. Keduanya sama-sama berisikan cerita yang panjang dan lengkap dengan tokoh-tokohnya.
Namun, jika dipahami lebih dalam, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Seperti misalnya perbedaan pada unsur-unsurnya – hikayat lebih mengedepankan tokoh utama pada cerita, sedangkan novel tidak selalu. Alur cerita pada hikayat juga terkesan monoton.
Selain itu, novel juga kerap disamakan dengan roman. Secara definitif, roman adalah narasi prosa panjang yang terkait erat dengan novel. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, roman adalah karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.
Secara struktural memang tidak terlalu terlihat perbedaan antara novel dengan roman. Keduanya memenuhi unsur-unsur dalam pembuatan fiksi.
Pada roman: konflik dalam alur cerita dibuat se-tragis mungkin. Pembaca akan lebih tergugah perasaannya ketika membaca roman. Dan roman biasanya memiliki cerita yang lebih panjang dari pada novel. Karena roman mengisahkan cerita tokoh utama dari lahir hingga meninggal dunia.
Sebab perbedaan yang tipis itulah roman kemudian disamakan atau disebut juga sebagai novel.
Sebagaimana yang diketahui fiksi memang memiliki dua unsur penting yang dapat membangun karya tersebut. Yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Maka, begitu juga dengan novel. Kedua unsur tersebut juga melekat pada novel sebagai karya fiksi.
Novel juga memiliki pembagian dalam beberapa genre. Genre pada novel digolongkan pada tiga golongan:
1. Genre Novel Berdasarkan Kenyataan Ceritanya
a. Novel Fiksi: Novel yang dibuat berdasarkan hasil rekaan (imajinasi) penuh oleh penulisnya.
b. Novel Non Fiksi: Meskipun pada kenyataannya novel seringkali di kategorikan sebagai karya fiksi, namun sekarang ini banyak novel-novel yang dibuat dengan proses observasi dan pencarian data sebelum penulisannya.
Sehingga hasil imajinasi penulis memiliki persentase lebih rendah dari pada fakta-fakta yang dipaparkan. Kemudian disebutlah itu sebagai novel non fiksi.
2. Genre Novel Berdasarkan Jenis Ceritanya (Baca juga: Genre-Genre Fiksi)
a. Novel Romantis: Novel yang berkisah tentang hal-hal romantisme.
b. Novel Horror: Novel yang memunculkan perasaan ngeri pada pembacanya.
c. Novel Misteri: Novel yang memunculkan perasaan penasaran yang tinggi pada pembacanya.
d. Novel Humor: Novel yang mengisahkan hal-hal lucu. Membuat pembaca tertawa.
e. Novel Science: Novel yang mengangkat cerita tentang keilmuan.
f. Novel Fiksi Penggemar: Novel yang bercerita tentang sesuatu yang sudah ada, seperti film, novel, music, dan lainnya.
g. Novel Petualangan: Novel yang mengangkat cerita mengenai petualangan.
h. Novel Sejarah: Novel yang berkisah tentang fakta-fakta sejarah.
3. Genre Novel Berdasarkan Isi dan Tokohnya
a. Novel Teenlit: Novel ini mengangkat cerita mengenai kehidupan remaja. Biasanya mengisahkan tentang persahabatan, percintaan remaja, dan cita-cita.
b. Novel Chicklit: Novel ini sering disamakan dengan Teenlit. Chicklit menggunakan cerita bertemakan kehidupan wanita muda dan segala permasalahannya.
c. Novel Metropop: Novel yang ditulis berdasarkan cerita tentang wanita cosmopolitan yang berkutat dengan perkantoran. Biasanya tokoh didalamnya mempunyai masalah yang kompleks seputar kehidupan, percintaan, karir, dan ambisi.
d. Novel Songlit: Novel yang dituliskan berdasarkan sebuah lagu. Bisa dikatakan bahwa novel ini merupakan pengkisahan dari lirik lagu dan imajinasi penulisnya.
e. Novel Dewasa: Novel ini bercerita tentang kehidupan orang dewasa. Pembaca yang dituju pun adalah pembawa yang berumur dewasa.
Itulah pembahasan singkat mengenai novel.. Mudah-mudahan kita yang telah memahaminya dapat menjadi tambahan ilmu yang berkah.
Untuk kita yang suka menulis dan sedang berjuang ingin menjadi penulis, teruslah semangat untuk menulis..!
Menulis merupakan cara yang paling mudah untuk belajar mengasah kreatifitas diri. Karena cukup dengan menggunakan “imajinasi”, sebuah karya tulis bisa dibuat.
Masalah tulisan yang dibuat akan menarik atau tidak, ketekunan dirilah yang dapat menjawabnya. Tiada seorang penulis hebat di muka bumi ini yang meraih kesuksesan tanpa berlatih dengan tekun.
Dan tiada seseorang itu mampu menulis jika tidak suka membaca. Mari terus membaca..